Berlin, 6 Juli 2025 – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya, tiba di Berlin pada hari Ahad, 6 Juli 2025. Kunjungan ini merupakan bagian dari agenda internasional beliau dalam memperkuat peran Nahdlatul Ulama di tingkat global.
Di hari yang sama Gus Yahya bersama rombongan mengunjungi NU Berlin Haus, tempat yang menjadi salah satu pusat kegiatan warga Nahdliyin di Jerman. Di sana, beliau disambut hangat oleh segenap jajaran Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jerman dan warga NU setempat. Suasana penuh haru dan semangat kebersamaan mengiringi kedatangan Gus Yahya yang disambut dengan lantunan Sholawat Thola‘al Badru dan dilanjutkan menyanyikan lagu kebangsaan Nahdlatul Ulama, Yalal Wathon, bersama-sama.
Dalam sambutannya, Rais Syuriah PCINU Jerman, KH Syaeful Fatah, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas kehadiran Gus Yahya di tengah padatnya agenda beliau. “Kami merasa sangat terhormat dan bersyukur, Gus Yahya berkenan hadir dan menyapa langsung warga NU di Jerman,” ujarnya.
Selanjutnya, Ketua Tanfidziyah PCINU Jerman, Miftah El Azmi, memberikan pemaparan singkat mengenai kiprah PCINU Jerman. Ia menyampaikan sejarah pendirian cabang ini, struktur kepengurusan yang ada, serta sejumlah program kerja yang telah dilaksanakan di berbagai bidang, termasuk keilmuan, sosial, dan keagamaan. Miftah El Azmi juga memaparkan Program Kerja Prioritas PCINU Jerman 2025–2027, yang meliputi lima fokus utama: kaderisasi, peningkatan efektivitas organisasi, perluasan pelayanan masyarakat, kontribusi untuk Indonesia—khususnya dunia pesantren, serta pendirian NU Center sebagai pusat kegiatan dan penguatan dakwah Islam moderat di Eropa.
Wakil Rais Syuriah PCINU Jerman, Habib Muhammad Husein AlKaff, menambahkan bahwa PCINU Jerman terus berupaya memperkuat peran strategisnya sebagai jembatan dalam memperkenalkan Islam Nusantara yang ramah dan moderat di Eropa. “Kami terus membangun jejaring dengan para ulama Ahlussunnah wal Jamaah yang tersebar di berbagai kota di Jerman, sekaligus mengenalkan karya-karya ulama Nusantara kepada komunitas Muslim di sini,” jelasnya. Ia juga menegaskan bahwa PCINU Jerman telah terdaftar sebagai organisasi resmi berbadan hukum (eingetragener Verein) yang diakui pemerintah Jerman sejak tahun 2020.
Dalam tausiyahnya, Gus Yahya menyoroti dinamika dunia Islam dalam konteks global saat ini. Beliau menekankan pentingnya bagi umat Islam, khususnya warga NU, untuk mampu menghadapi realitas zaman yang terus berubah, dimana Umat Islam tidak hanya dituntut menjalankan syariat dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga harus menerima dan mengamalkan konsensus-konsensus sosial-politik yang mengikat secara nasional maupun internasional. Gus Yahya menyebut beberapa contoh konsensus tersebut, seperti Undang-Undang Dasar 1945, Piagam PBB, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
Menurut Gus Yahya, sikap ini penting agar umat Islam tetap relevan dan mampu hidup berdampingan secara damai dengan berbagai kelompok agama, ras, dan bangsa lainnya di dunia modern.
Kunjungan ini menandai komitmen PBNU untuk terus memperkuat sinergi dengan komunitas NU di luar negeri, serta menjadi bagian aktif dalam percakapan global mengenai Islam yang damai, inklusif, dan berkeadaban.